Sunday 10 February 2013

Blakrak'an

Ahad pagi, 10 Februari 2013. Di kampus masih suasana liburan nih.. jadi sayapun memutuskan untuk jalan-jalan keliling kota Surabaya istilah kerennya yaitu Blakrak'an hehe.. :D

Surabaya
tanpa basa-basi lagi sayapun meluncur Bangil-Surabaya, dan sengaja ingin melawan derasnya arus "Jend. A Yani", karena target pertama ada di daerah Wonokromo, namun ternyata jalan ini tetap ramai, sepertinya "Jend. A. Yani" tak mengenal sepi -,-

hahaha.. akhirnya sampai juga nih di target pertama, yaitu Monumen Mayangkara.. monumen ini terletak di dekat Royal Plaza Wonokromo, jadi selalu ramai dilewati pengendara, ya, hanya lewat -,-
harus saya akui, nyari tempat parkir disini sangat susah, muter-muter kesana-kemari, akhirnya nemuu.. di DTC, cukup jauh memang, tapi sebanding dengan pengetahuan sejarah :)

nahhh.. ini dia Monumen Mayangkara..

Monumen Mayangkara
Monumen ini berbentuk patung Kuda Mayangkara dengan penunggangnya yaitu Letkol. R. Djarot Soebiyantoro mantan Komandan Kompi Djarot Batalyon 503 Mayangkara. Batalion ini berhasil menerobos pertahanan Belanda pada tanggal 12 Juli 1949 dan masuk Surabaya. Mayangkara sendiri merupakan nama dari kuda putih yang dinaiki Let. Kol. R. Djarot Soebijantoro.                                            
Monumen Mayangkara ini dibangun oleh keluarga besar Batalyon Infanteri 503/Mayangkara Kodam VIII Brawijaya, diresmikan oleh Mayjend TNI SOELARSO Pangdam V Brawijaya pada 4 April 1985.

berikut ini beberapa yang ada di bawah patung..



puas dah, target satu kelar, selanjutnya target dua, yaitu Monumen Wira Surya, tapi terbesit keinginan untuk berputar lebih jauh dan melewati sebuah Pintu Air, ya, Pintu Air Jagir, saya pun berhenti sejenak dan menunda perjalanan sementara. Menurut sejarah, Raden Wijaya menghancurkan bala tentara Tartar di Pacekan, Surabaya, yang kini kokoh berdiri Pintu Air Jagir. Peristiwa tahun 1293 yang menggagalkan rencana penyerangan tentara Tartar ke Kediri. Pintu air atau dam Jagir dibangun pada masa pemerintahan Belanda sekitar 1912, berada di Desa Pacekan, Wonokromo, Surabaya.

nih fotonya... harap maklum bukan fotografer, modalnyapun cuma hp cina 3 mpxl.. -,- wkwkwk

Pintu Air Jagir
suer deh, kalo malem, tempat ini cantikkk banget.. :3

tak perlu lama-lama disini, matahari mulai meninggi, perjalananpun kulanjutkan kembali, melewati jembatan kali, dari kejauhan Monumen Wira Surya terlihat di tepi, namun ternyata masih direnovasi, tungganganpun kupacu kembali, menuju target selanjutnya yang telah menanti... *kok jadi puisi ya

hhahaha,, :D menuju target selanjutnya, terletak di Jl. Joyoboyo, tepat di belakang terminal Joyoboyo, ya, ada sebuah patung kuda di sana, kuda tak bertuan.. Monumen ini bernama Ronggolawe..

Monumen Ronggolawe
Bentuk patung kuda sebagai peringatan bahwa Surabaya memiliki sosok yang berani dan berjiwa kepahlawanan yang tinggi. Monumen ini berada dalam satu Taman Ronggolawe, dan ini beberapa kalimat di bawah patung Ronggolawe..


lanjuttt.. dengan mengarungi Jl. Diponegoro, disana berdiri Patung Diponegoro berkuda, so beautiful...

Monumen Pangeran Diponegoro


oh iya, ketiga patung kuda tadi posenya berbeda-beda kan? :D

coba nih bandingkan..

itu semua ada maksudnya lho, bukan asal-asalan.. Patung pertama, Kuda dengan seorang pengendara, dan satu kaki kuda diangkat. Ini memiliki arti, sang penunggang kuda wafat ketika sakit, tidak dalam pertempuran. Patung kedua, kuda tanpa pengendara, artinya adalah, di sekitar daerah patung tersebut telah terjadi pertumpahan darah, yang menewaskan banyak korban jiwa. Sedangkan patung ketiga, kuda dengan seorang pengendara, dan kedua kaki depan kuda itu terangkat, ini berarti sang penunggang kuda gugur dalam pertempuran.


 oke next, menuju pemberhentian selanjutnya... :D
Monumen Gubernur Suryo..



Monumen Gubernur Suryo
Monumen ini terletak di Jl. Gubernur Suryo, tepat di depan Gedung Grahadi. Monumen Gubernur Suryo adalah monumen penghormatan yang ditujukan untuk Gubernur pertama Jawa Timur yang telah terbunuh selama pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948. Monumen ini terletak di Kompleks Taman Apsari di Jalan Gubernur Suryo di depan Gedung Negara Grahadi.






berikut adalah secuil kalimat pidato pak Gubernur Suryo tgl 9 Nopember 1945 pukul 23.00 nih..

Pidato Gubernur Suryo
tak jauh dari Monumen pak Gubernur Suryo, ada Monumen Jenderal Sudirman yang berada di tengah-tengah Jl. Yos Sudarso, lagi-lagi tantangan parkir -,- oleh karena deket dengan Taman Prestasi, tunggangan sayapun saya istirahatkan disitu, sembari menikmati 'sangar'nya Monumen Pesawat Bomber B-26 Intruder :D

Pesawat ini adalah pesawat yang berjasa dalam penumpasan pemberontakan-pemberontakan dalam negeri kala itu, seperti DI TII, RMS, Andi Azis, dll.
Monumen Pesawat B-26 Intruder
Data pesawat
ini The Last Crew dari Pesawat Bomber B-26 Intruder, kurang jelas ya? harap maklum, hp cina -,-

The Last Crew
kemudian sayapun berjalan menuju monumen Jenderal Sudirman, ternyata jauh juga, -,-

Monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman

ini kata-kata mutiara dari beliau untuk generasi yang akan datang..

kata-kata mutiara

perjalanan saya lanjutkan menuju Monumen Bambu Runcing.

Bambu Runcing
Sebuah monumen yang berdiri tegak diatas jalan Jendral Panglima Sudirman yang merupakan jalan utama lalu lintas yang padat di Kota Pahlawan ini. Monumen Bambu Runcing namanya, dengan berbentuk sekumpulan bambu runcing yang merupakan lambang semangat arek-arek Suroboyo saat melawan penjajah dengan menggunakan senjata seadanya walaupun dengan sebilah bambu yang ujungnya diruncingkan.

tak lama saya di monumen ini, karena terik sudah menyengat, sayapun akhirnya singgah di Tugu Pahlawan yang berada persis di depan Kantor Gubernur Jawa Timur, lahan Tugu Pahlawan yang seluas 2,5 ini dulunya adalah bekas Kantor Raad van Justitie atau Gedung Pengadilan Tinggi pada masa Belanda. Tujuan didirikannya monumen ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mengenang perjuangan para pahlawan saat gempuran 10 November 1945..

Tugu Pahlawan
Spesifikasi





kisah berdirinya Tugu Pahlawan ada disini..

Memorabilia
Soekarno-Hatta
Makam Pahlawan Tak Dikenal
Sebuah Batu yang Inspiratif









Mobil Bung Tomo


Mobil Bung Tomo ini bermerek Opel Kapitan keluaran Jerman tahun 1956. Bernomor mesin K25L55-23585K. Berada di sekitar Tugu Pahlawan.

Berikut adalah beberapa Patung di dalam area Tugu Pahlawan..

Patung Bung Tomo. Beliau merupakan penerus BPRI (Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia) yang kemudian mendirikan sebuah Radio Pemberontakan di Jl. Mawar, Surabaya.

Patung Doel Arnowo. Ketua KNI (Komite Nasional Indonesia) untuk Surabaya. Pada th 1950, beliau menjabat sebagai Walikota Surabaya.

Patung Gubernur Suryo. Gubernur pertama Jawa Timur pd th 1945. Beliau turut serta dalam penolakan kedatangan sekutu dan ultimatum sekutu pada tgl 9 Nopember 1945 pukul 21.00 melalui pidatonya.

perjalananpun saya lanjutkan menuju tempat bersejarah lainnya, yaitu Jembatan Merah..

Jembatan Merah
Jembatan Merah dibentuk atas kesepakatan Pakubowono II dari Mataram dengan VOC sejak 11 November 1743. sekitar th 1890an, berubah bentuk, pagar pembatas yang semula dari kayu menjadi besi.

Jembatan Merah merupakan saksi bisu pertumpahan darah yang terjadi di Surabaya 68 th silam.. *Tak Lekang Oleh Waktu

berikut adalah gedung-gedung kuno disekitar jembatan merah..

 
Gedung Internatio
Gedung Internatio atau Internationale Crediten Handelvereeniging dibangun pada tahun 1929 oleh Biro AIA Aristech. Arsiteknya adalah Ir.Frans Johan Louwrens Ghijsels yang selesai pada tahun 1882. Gedung ini adalah saksi bisu terbunuhnya Brigjen Mallaby di tangan arek-arek Suroboyo..






Gedung Cerutu

 Gedung Cerutu. Fungsi dari gedung ini dulunya adalah kantor dan sekaligus digunakan untuk gudang. Gedung tersebut dibangun tahun 1916 oleh: N.V. Maatschappij Tot Exploitatie van Het Technish Bureau Gebroeders Knaud.

Gedung PTPN XI





Gedung PTPN. Terletak di Jl. Merak No. 1 Surabaya dan dibangun pada tahun 1920-1925 oleh arsitek terkenal di Batavia, Hulswit, Fermont & Ed. Cuypers.


Gedung Kuno yang sekarang menjadi Bank BNI

Gedung Kuno
Gedung Kuno
Gedung Kuno

Satu monumen target saya selanjutnya adalah, monumen sekaligus makam W.R. Supratman di Jl. Kenjeran, sayang sekali, makamnya terkunci, eman :(


terakhir, saya pun menuju kampus tercinta, kampus dimana saya mulai mengenal dirinya,.. #uhuuk

iya, Kampus A Universitas Airlangga. Bangunan ini telah berdiri di zaman Belanda pada th 1913, dan bernama Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS). Dan bulan September mendatang ini, adalah tepat 1 Abad sejak pendidikan ini dibuka.. #proud meski bukan dari pendidikan dokter :)

Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS)

untuk lebih jelasnya langsung klik Sejarah Pendidikan Dokter aja yah.. hehehe :D












capek terbayar lunas dengan yang pengetahuan didapatkan, semoga sejarah bangsa ini takkan pernah terlupakan oleh generasi-generasi mendatang ini..

Hal-hal tersebut memang terkesan sepele, dan membuang-buang waktu, sering kita lewati, namun jarang kita maknai, bahkan sampai terlupakan.. 

akhir kata, izinkan saya mengutip sebuah kalimat dari Bung Karno,
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya". - Soekarno
Terima kasih..

Wassalamu'alaikum..

P.S.
oh iya, postingan ini hanya sebagian kecil dari apa yang ada, maka tunggu update selanjutnya ya, mblakrak 2 coming soon.. :D

sumber:
Foto dokumen pribadi.
http://www.eastjava.com
http://digital-library.surabaya.go.id/

No comments:

Post a Comment